Sprain dan strain merupakan cedera yang sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari, baik pada waktu berolahraga ataupun hanya karena kesalahan dalam berpijak. Cedera ini umumnya dianggap biasa dan hanya dibiarkan, sehingga nyeri yang dirasakan bisa berkepanjangan. Berikut ulasan mengenai sprain dan strain serta pertolongan pertamanya.
Sprain dan Strain
Meskipun dari segi nama mirip, sprain dan strain merupakan jenis cedera yang berbeda. Sprain adalah peregangan dan/atau robeknyanya ligamen, sedangkan strain adalah cedera otot atau tendon yang terjadi akibat kontraksi atau peregangan yang kuat. Ligamen merupakan jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang, berbeda dengan tendon yang menghubungkan antara otot dengan tulang.
perbedaan antara ligamen dan otot
Penyebab
Telah disebutkan di atas, bahwa sprain dan strain sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Adapun penyebabnya dikategorikan menjadi 2, yakni:
1. Cedera akut: trauma tiba-tiba, seperti terjatuh, terpelintir, atau hantaman ke arah tubuh.
2. Cedera akibat penggunaan berlebihan: muncul perlahan akibat aktivitas berulang dan sering, misalnya pada atlet lari.
salah satu posisi tersering penyebab pergelangan kaki/ankle sprain
Gejala dan Tanda
Sprain dan strain dikategorikan menjadi 3 macam berdasarkan keparahannya:
1. Derajat I (ringan): peregangan ringan dan adanya beberapa kerusakan pada serat ligamen atau otot/tendon. Dapat ditemukan bengkak ringan, berkurangnya ruang gerak ringan, tetapi tidak ada penurunan fungsi gerak.
2. Derajat II (sedang): adanya robekan parsial atau sebagian dari ligamen atau otot/tendon. Dapat ditemukan bengkak sedang disertai memar. Terdapat penurunan ruang gerak sedang dan penurunan kekuatan sendi, serta penurunan fungsi gerak.
3. Derajat III (berat): ligamen atau otot/tendon robek seluruhnya. Bengkak, memar, hampir atau hilangnya ruang gerak dan kekuatan sendi dan otot dapat ditemukan. Selain itu juga terdapat hilangnya fungsi gerak secara keseluruhan.
derajat sprain dan strain
Penanganan
Penanganan awal (48-72 jam pertama) pada sprain maupun strain sama, yaitu dengan melakukan PRICE.
1. P - protect (lindungi): lindungi bagian yang cedera dari kerusakan lanjutan. Dapat dilakukan pembidaian atau gunakan tongkat apabila yang cedera adalah tungkai bawah.
2. R - rest (istirahat): istirahatkan bagian yang cedera hingga mendapat evaluasi lanjutan dari tenaga medis.
3. I - ice (es): aplikasikan es pada bagian yang cedera untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Es sebaiknya digunakan tidak lebih dari 15-20 menit pada satu waktu. Gunakan kompres es tiap 2 jam pada 2-3 hari pertama cedera.
4. C - compress (bebat): bebat bagian cedera. Gunakan verban elastis untuk mengontrol pembengkakan. Dianjurkan kekuatan bebatan sebesar 15-20 mmHg.
5. E - elevate (naikkan): naikkan bagian cedera di atas dari jantung untuk memanfaatkan gravitasi dalam mengurangi pembengkakan.
serta hindari HARM pada 72 jam pertama.
1. H - heat (panas): hindari panas, seperti mandi dengan air hangat, sauna atau kompres hangat. Panas membuat dilatasi atau melebarkan pembuluh darah, sehingga akan memperparah pembengkakan.
2. A - alcohol (alkohol): alkohol dapat meningkatkan perdarahan dan pembengkakan, serta memperlambat proses penyembuhan.
3. R - running (lari): hindari lari atau bentuk aktivitas apapun yang dapat memperparah cedera.
4. M - massage (pijit): hindari memijit bagian cedera karena bisa meningkatkan perdarahan dan pembengkakan.
Referensi:
1. Oltmann ML. Review of common foot and ankle injuries sustained by dancers. The Northern Ohio Foot and Ankle Journal 3(2). 2016.
2. Arnheim. Principles of athletic training: a compentency based approach. 2013.
3. Lambert L. Muscle spasms and strains. S A Pharmacist's Assistant. 2016.
4. Sung KS., Park JM. Acute ankle sprains. Arthroscopy and Orthopedic Sports Medicine 3(1). 2016.
Comments
Post a Comment