Skip to main content

Pertolongan Pertama pada Orang Tersedak

Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita semua.

Mungkin Anda waktu kecil pernah ditegur oleh orang tua Anda ketika makan, "Nak, kalo makan, gak boleh sambil ngomong." Mungkin ada benarnya, bahaya lho makan sambil bicara, bisa jadi makanan yang tadinya harus masuk ke esofagus/saluran makan, malah nyasar ke trakea/saluran napas. Kenapa? Ya karena saluran napas terbuka pada saat kita berbicara. Terus ada yang nyeletuk, "tersedak dikit kan ya paling batuk,terus udah, gak apa-apa". Iya kalau benda yang nyumbat kecil atau bisa terdorong sama batuknya,kalau nggak? Ya udah, kita bahas sama-sama ya bahaya tersedak sampai penanganannya.

Tersedak 

Tersedak disebabkan oleh masuknya benda asing, seperti makanan, kelereng, gigi palsu dan lain-lain, ke dalam trakea/saluran napas. Bila benda ini berada di pintu masuk trakea (epiglotis), biasanya batuk cukup untuk mendorong benda asing ini keluar dari saluran napas. Jika benda asing tersebut telah melewati epiglotis, batuk dapat menahan benda asing untuk turun lebih jauh di trakea. Kadang, benda asing yang masuk dapat menutup saluran napas.

Beberapa penyebab sumbatan jalan napas, misalnya:
  • relaksasi otot-otot jalan napas karena penderita tidak sadar.
  • masuknya benda asing
  • trauma jalan napas
  • reaksi anafilaksis

Berdasarkan besar obstruksi/sumbatannyanya, tersedak dibagi menjadi:
Obstruksi parsial/sebagian, dapat dinilai dengan:
  • adanya napas yang sesak
  • adanya napas yang berbunyi nyaring
  • masih ada udara yang dapat dirasakan keluar dari hidung atau mulut penderita.
Obstruksi komplit, dapat dinilai dengan:
  • adanya usaha untuk bernapas
  • tidak adanya suara napas
  • tidak adanya udara yang keluar dari hidung atau mulut penderita.
obstruksi saluran napas
 
Tersedak bisa menjadi suatu kegawatdaruratan yang mengancam nyawa, karena bila benda asing menutup saluran napas secara komplit,  pasokan oksigen akan terputus. Tubuh hanya dapat bertahan beberapa menit tanpa oksigen.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala obstruksi tergantung pada sebab dan keparahannya. Obstruksi jalan napas dapat muncul secara mendadak atau secara perlahan, dan dapat menyebabkan obstruksi komplit dalam beberapa detik. Sehingga, penderita harus diawasi terus-menerus.

Penderita yang mengalami obstruksi komplit yang masih dapat bernapas, berbicara atau batuk memiliki gejala sebagai berikut.
  • panik
  • tidak mampu berbicara dalam kalimat lengkap atau tidak mampu bersuara yang nyaring
  • batuk hebat
  • dapat ditemui suara napas tambahan seperti wheezing atau whistling
  • mencengkram leher
  • mata berair
  • wajah merah.
Jika penderita mengalami obstruksi saluran napas komplit dan tidak mampu bernapas, bicara atau batuk, penderita akan mengalami beberapa atau keseluruhan gejala di atas dan usaha kuat untuk bernapas, kemudian kulit berubah menjadi pucat atau kebiruan karena kekurangan oksigen, sebelum jatuh kepada keadaan tidak sadar.

Penanganan pada Pasien Tersedak

Penderita dewasa dan anak-anak > 1 tahun

Jika penderita menunjukkan tanda obstruksi ringan
Mendorong penderita untuk tetap batuk dan jangan lakukan hal lain. Penanganan dengan back blows, abdominal thrust dan chest compression dapat mengakibatkan komplikasi serius dan mungkin memperburuk obstruksi saluran napasnya. Penderita dengan obsruksi jalan napas ringan harus diawasi terus-menerus hingga kondisi membaik.

Jika penderita menunjukkan gejala obstruksi saluran napas komplit dan sadar
Lakukan lima back blows dengan cara saebagai berikut.
  1. penolong berdiri di samping dan agak kebelakang dari penderita.
  2. sokong dada penderita dengan satu tangan dan condongkan penderita ke arah depan, sehingga bila benda asing terlepas, benda tersebut akan keluar dan mengurangi kemungkinan turun lebih jauh di saluran napas.
  3. berikan lima pukulan keras di antara tulang skapula/tulang belikat dengan pangkal tangan.
  4. perhatikan untuk tiap pukulan yang diberikan apakah sudah mengatasi obstruksi. Bila dengan satu pukulan sudah mampu mengeluarkan benda asing dari saluran napas, maka hentikan pukulan selanjutnya.
back blows
 Jika lima back blows gagal memulihkan obstruksi saluran napas dan penderita sadar
Lakukan lima chest thrust dengan cara sebagai berikut.
  1. penolong berdiri di samping penderita.
  2. letakkan satu tangan di tengah punggung dan pangkal tangan yang lain pada  tulang dada bagian bawah.
  3. lakukan penekanan sebanyak lima kali.
  4. perhatikan untuk tiap penekanan yang diberikan apakah sudah mengatasi obstruksi. Bila dengan satu penekanan sudah mampu mengeluarkan benda asing dari saluran napas, maka hentikan penekanan selanjutnya.
  5.  jika sumbatan masih ada, lanjutkan dengan 5 kali back blows dan 5 kali chest thrust hingga pertolongan medis tiba.
alternatif dari chest thrust yaitu dengan melakukan abdominal thrust dengan cara sebagai berikut.
  1. penolong berdiri di belakang penderita dan letakkan kedua tangan di perut atas.
  2. condongkan penderita ke arah depan.
  3. kepalkan tangan dan letakkan antara pusar dan ujung tulang dada.
  4. kunci tangan satu dengan yang lain dan tekan dengan kuat ke arah dalam dan atas.
  5. ulangi hingga lima kali.
  6. jika sumbatan masih ada, lanjutkan dengan 5 kali back blows dan 5 kali abdominal thrust hingga pertolongan medis tiba. 
abdominal thrust

Jika penderita menjadi tidak sadar.
  1. baringkan penderita.
  2. mintalah pertolongan.
  3. mulai lakukan resusitasi jantung paru 
(baca juga: Bantuan Hidup Dasar (BHD) AHA 2015)

Sapuan jari
Pengambilan benda asing dengan manuver sapuan jari hanya dilakukan untuk benda asing padat yang jelas terlihat.
finger sweep/sapuan jari

Penderita bayi usia ≤ 1 tahun

Jika penderita menunjukkan tanda obstruksi ringan
Awasi terus bayi, tetapi jangan lakukan apapun. Penanganan agresif dengan back blows dan chest compression dapat menyebabkan kemungkinan komplikasi serius dan dapat memperburuk obstruksi saluran napas. Korban dengan obstruksi saluran napas ringan harus diobservasi hingga keadaannya membaik, karena obstruksi saluran napas berat mungkin saja terjadi kemudian.   

Jika penderita menunjukkan gejala obstruksi saluran napas komplit dan sadar
Lakukan lima back blows dengan cara saebagai berikut.
1. tengkurapkan bayi di atas lengan bawah Anda dengan kepala lebih rendah daripada badan. Mengarahkan kepala bayi ke arah bawah bertujuan agar gravitasi dapat membantu dalam pengeluaran benda asing dari saluran napas.
2. penolong berada dalam posisi duduk atau berlutut harus dapat menopang bayi dengan aman selama melakukan back blows.
3.  topang kepala bayi dengan meletakkan jempol pada sudut rahang dan dua jari lain dari tangan yang sama memegang sudut rahang sebelahnya. Jangan menekan jaringan lunak di bawah rahang.
4. berikan lima pukulan keras di antara tulang skapula/tulang belikat dengan pangkal tangan.
5. perhatikan untuk tiap pukulan yang diberikan apakah sudah mengatasi obstruksi. Bila dengan satu pukulan sudah mampu mengeluarkan benda asing dari saluran napas, maka hentikan pukulan selanjutnya.
back blow pada bayi

Jika lima back blows gagal memulihkan obstruksi saluran napas dan penderita sadar
Lakukan lima chest thrust dengan cara sebagai berikut.
  1. telentangkan bayi dengan kepala lebh rendah daripada badan. Letakkan punggung bayi pada lengan bawah penolong dan dan pegang bagian belakang kepala dengan tangan. Topang badan bayi dengan lengan yang di posisikan di samping paha.
  2. cari titik tekan, yaitu dua jari di bawah garis khayal dua puting susu.
  3. lakukan chest thrust (tekan sekitar 1/3 dari ketebalan dada). tahan ini sama dengan chest compressions tetapi lebih keras dan diberikan dengan frekuensi lebih lambat.
  4. ulangi hingga lima kali pemberian.
  5. jika obstruksi tidak keluar, lanjutkan dengan memberikan lima back blows dan lima chest thrusts.
chest thrust pada bayi
 
Jika penderita menjadi tidak sadar
1. Baringkan korban pada permukaan keras.
2. Hubungi penyedia layanan darurat medis
3. Buka jalan napas.
4. Berikan 2 atau 5 napas bantuan. Pada waktu pemberian napas pertama, jika dada tidak mengembang, lakukan reposisi kepala sebelum melakukan pemberian napas selanjutnya.
5. Mulai lakukan resusitasi jantung paru (RJP).
Sapuan jari
Pada umumnya, sapuan jari tidak digunakan pada bayi. Benda padat pada jalan napas dapat diambil secara manual hanya jika terlihat.

Penanganan lanjutan dan rujukan untuk pemeriksaan medis
Setelah berhasil melakukan penanganan untuk obstruksi saluran napas oleh benda asing, benda asing mungkin masih tersisa di saluran napas atas atau bawah dan menyebabkan komplikasi nantinya. Penderita dengan batuk yang terus-menerus, kesulitan menelan atau adanya rasa mengganjal pada leher sebaiknya dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan medis. Alasan lain untuk dilakukannya pemeriksaan medis adalah kemungkinan terjadinya cedera internal serius sebagai akibat dilakukannya tindakan atau cedera saluran napas akibat benda asingnya itu sendiri.
wassalam.


Sumber:
1. ANZCOR. Guideline 4 - airway. 2016.
2. Cassan P., Markenson D., Lo G., et al. International first aid and resuscitation guidelines 2011. IFRC. 2011.
3.  Better Health Channel. Choking. betterhealth.vic.gov.au. 2016.

Comments

Popular posts from this blog

Bantuan Hidup Dasar (BHD) AHA 2015

Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita semua.   Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang   Basic Life Support   (BLS)/Bantuan Hidup Dasar (BHD). BLS yang akan saya ulas di sini merupakan revisi terakhir dari pedoman BLS oleh   American Heart Association   pada tahun 2015.

Pertolongan Pertama pada Sprain dan Strain

Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita semua. Sprain dan strain merupakan cedera yang sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari, baik pada waktu berolahraga ataupun hanya karena kesalahan dalam berpijak. Cedera ini umumnya dianggap biasa dan hanya dibiarkan, sehingga nyeri yang dirasakan bisa berkepanjangan. Berikut ulasan mengenai sprain dan strain serta pertolongan pertamanya. Sprain dan Strain Meskipun dari segi nama mirip, sprain dan strain merupakan jenis cedera yang berbeda. Sprain adalah peregangan dan/atau robeknyanya ligamen, sedangkan strain adalah cedera otot atau tendon yang terjadi akibat kontraksi atau peregangan yang kuat. Ligamen merupakan jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang, berbeda dengan tendon yang menghubungkan antara otot dengan tulang. perbedaan antara ligamen dan otot Penyebab Telah disebutkan di atas, bahwa sprain dan strain sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Adapun penyebabnya dikategorikan menjadi 2, yakni: 1

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang Jari

Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita semua. Jari merupakan salah satu bagian tubuh kita yang mudah mengalami cedera, mulai dari memar, luka, dislokasi, hingga patah tulang. Mengingat fungsi jari yang sangat penting dalam menggenggam, tentunya dengan adanya cedera akan sangat mengganggu fungsinya tersebut. Pada artikel ini, saya akan mengulas tentang patah tulang jari dan cara pertolongan pertamanya. Anatomi Jari Secara umum jari terbagi menjadi tiga bagian yaitu proximal phalanx, medial phalax, dan distal phalanx, kecuali jempol yang hanya memiliki dua bagian yaitu proximal dan distal phalanx. Dilihat dari posisinya dari tangan, proximal phalanx merupakan bagian yang berhubungan dengan tangan, diikuti medial phalanx dan yang terletak di ujung merupakan distal phalanx. anatomi tulang tangan dan jari Penyebab Berbagai sebab dapat menyebabkan patahnya tulang jari antara lain sebagai berikut. 1. Hantaman langsung pada jari 2. Hiperekstensi jari: jari-jari terdorong